Borong, Koranflores.com–Ketika mengunjungi kawasan ekowisata, pengunjung bisa bersenang-senang sekaligus melestarikan alam dan membantu perekonomian masyarakat lokal. Di Indonesia, konsep ekowisata sebenarnya bukan hal baru.
Ada beberapa destinasi ekowisata yang sudah populer, misalnya Tangkahan (Sumatra Utara), Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Raja Ampat (Papua Barat), Kawah Ijen (Jawa Timur), dan Pulau Nusa Penida (Bali), Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur).
Pada tahun ini pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) KPH Kehutanan Kabupaten Manggarai Timur mulai menerapkan konsep ekowisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam. Dengan membangun spot foto yang terletak di Kampung Wolokolo, Kelurahan Rana Loba , Kecamatan Borong.
Ketika media ini bersama tim dari UPTD KPH Kabupaten Manggarai Timur mengunjungi lokasi spot foto yang dibangun di atas ketinggian 1500 mdpl dengan konsep ekowisata tourism tersebut sungguh terlihat memanjakan mata para pengunjung nantinya. Bagaimana tidak , Kota Borong dan sebagian pulau Mules terhampar di depan mata.
Dari pusat Kota Borong , lokasi spot foto yang baru dibangun ini memakan waktu 15 menit dengan jarak tempuh mencapai dua kilo meter ke arah Timur. Di sepanjang jalan menuju tempat ini, terlihat adanya pemukiman warga dan kebun milik warga.
Untuk mencapai spot foto yang belum diberi nama ini , pengunjung harus melewati jalan yang menanjak dan hutan yang lebat. Itulah yang menjadi daya tariknya.
Doni Nggaro Kepala UPTD KPH Wilayah Kabupaten Manggarai Timur saat berada di lokasi menjelaskan bahwa pembangunan spot foto ini merupakan program pelestarian lingkungan berbasis ekowisata tourism.
” Pada dasarnya , pembangunan tempat ini ( red ;spot foto) merupakan bentuk konsistensi dari pihak UPTD KPH wilayah Kabupaten Manggarai Timur terhadap pelestarian hutan dengan konsep ekowisata tourism,” ungkap Doni, Jumat ( 11/3/2022).
Lebih lanjut , Doni menerangkan bahwa ada beberapa tujuan pembangunan spot foto yang berada di tengah hutan ini, yaitu menjadi destinasi wisata pilihan selain destinasi wisata pantai yang ada di Kabupaten Manggarai Timur.
“Perlu diketahui bahwa spot foto yang sedang dibangun ini, kita mengusung dengan konsep arborentum yang memperkenalkan jenis kayu dengan nama lokal dan ilmiah. Hal ini bertujuan agar siswa atau pelajar dapat mengetahui tentang jenis kayu. Selain itu tempat ini pun bisa dijadikan sebagai sumber belajar bagi para siswa yang hendak mengenal berbagai jenis pohon maupun hewan.Tujuan lain dari pembangunan spot foto ini adalah untuk memberdayakan masyarakat agar menjadi pelaku ekonomi kreatif yang berdampak pada meningkatnya taraf hidup masyarakat yang berada di sekitar tempat tersebut. Untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut mesti melibatkan semua komponen,” ujar Doni.
Doni berharap setiap OPD bersama- sama melihat hal ini sebagai peluang baik dari segi pelestarian alam , pariwisata , pendidikan, dan koperasi untuk membangun Kabupaten Manggarai Timur dari berbagai sektor demi pelestarian alam , kemajuan ekonomi dan pendidikan.
Diwaktu yang sama, Ferdi Ngera, konseptor pembangunan spot foto ini menjelaskan bahwa konsep pembangunan tempat wisata di Kabupaten Manggarai Timur sangat
situasional, artinya dengan melihat potensi yang ada di lokasi tersebut. Ferdi menambahkan bahwa spot foto yang ada di Wolokolo ini merupakan spot foto yang berada tepat di tengah hutan lindung milik pemerintah daerah.
” Spot foto ini berbeda dengan spot foto pada umumnya di Manggarai Timur karena dibangun di kawasan hutan lindung sehingga dapat memberikan nilai edukasi yang sangat tinggi karena hutan ini menyimpan berbagai jenis tumbuhan dan hewan khas Flores, yaitu elang flores, “terangnya.
Lebih lanjut, Ferdi menjelaskan spot foto yang terdiri dari dua lantai itu mampu menampung hingga 10 orang bahkan lebih di setiap lantainya. Hal tersebut didukung oleh kualitas material ( kayu ) yang digunakan dengan konsentrat kayu yang tidak mudah lapuk.